I'm a mom Part I



Aku adalah seorang istri, ya aku telah menikah 5 taun silam dan mempunyai seorang putra. Merajut rumah tangga dengan pria yang ku cintai adalah hal yang paling aku impikan dan segala harapan ada didalamnya. Ditambah dengan hadirnya buah hati aku dan suamiku, rasanya seperti lengkaplah sudah kebahagiaanku.

Putraku lahir satu tahun setelah pernikahan kami, dengan proses normal dan didampingi oleh suami pada saat itu. Muhamad Syakir Maulana, ya aku dan suami memberikan nama itu sebelum anak kami lahir. kami memang telah menyiapkan dua nama, nama perempuan dan nama laki-laki.

6 bulan setelah kelahiran anak pertama kami, aku merasa sepertinya kami harus segera memisahkan diri dari kurungan orang tua. Maklumlah pada saat itu aku masih tinggal dengan mertua. Suami hanya seorang karyawan swasta disalah satu Rumah Makan tidak jauh dari rumah mertua yang aku tinggali.

Semakin lama aku merasa semakin tidak nyaman terus menerus tinggal dengan mertua. Aku berdikusi dengan suamiku soal pindah dari rumah orang tuanya dan mulai mengontrak. Aku mengajukan hal itu sebenarnya sudah sejak awal kami menikah tapi suamiku selalu bilang "nanti".

Suamiku adalah anak pertama dari tiga bersaudara, dirumah itu tinggal aku dan keluarga kecilku serta keluarga dari suamiku yaitu Umi, Bapak, Adik Perempuan dan Adik Laki-laki. Pada saat itu adik laki-laki suami berusian 4 tahun.

Beberapa bulan setelah pernikahan kami, aku sempat bercerita tentang kakak sepupuku yang selama 17 tahun pernikahannya belum dikaruniai buah hati karena dia memakai alat kontrasespsi berupa Suntik KB. Aku tidak mau hal yang sama terjadi padaku dan suami, maka dari itu aku dan suami sepakat untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun. Kami berdua pasrah pada takdir Tuhan untuk masalah anak.

Tapi ada hal yang membuatku sangat menyakitkan, mertuaku menyuruhku untuk KB melalui suamiku dengan kata-kata yang membuatku kecewa hanya karena adik laki-lakinya masih kecil mertuaku merasa direpotkan jika kami mempunyai anak dimasa itu. Jujur pada saat itu aku hanya bisa menangis berharap suamiku konsisten dengan apa yang sudah kita sepakati, namun suamiku berpikir hal yang sama dengan mertuaku.

Aku ingin protes, ingin menyanggah namun saat itu aku juga tak tau harus bagaiman melihat keadaan kami yang masih muda mungkin benar kami belum siap untuk menjadi orang tua. Aku mulai berkonsultasi untuk KB dan mencari informasi keteman dan sanak saudara. 6 bulan setelah pernikahan kami ternyata Tuhan berkata lain, aku positif hamil.

Entah harus bahagia atau sedih. Tapi itu adalah anugerah Tuhan yang luar biasa untukku, tak sepantasnya aku tidak mensyukuri itu. Dalam keadaan hamil aku masih bekerja membantu keuangan suami dan kebutuhan kami dengan sedikit meringankan beban mertuaku.

Diusia 4 bulan kehamilanku, aku merasa belum siap menjadi seorang ibu. Oh Tuhan apa yang aku pikirkan, bayiku dalam kandungan tapi aku berkata yang tak sepantasnya aku ucapkan. Jujur aku masih belum lupa dengan omongan mertuaku dulu, aku berpikir bagaimana nasib anakku jika nanti lahir dan aku harus tetap bekerja. Aku nyaris ingin menggugurkan kandunganku. Tapi syukurlah hal itu tidak sempat aku lakukan.

Kandunganku sudah memasuki usia 6 bulan, saat itu aku mengalami musibah yang membuat aku sadar bahwa berharganya anak yang aku kandung ini. Diusia 6 bulan kandunganku mengalami pembukaan 2, ya aku nyaris keguguran. aku mohon kepada sang Dokter bagaimanapun caranya tolong pertahankan anakku dan kalau bisa tetap dipertahankan dalam perutku sampai waktunya nanti tiba.

Syukurlah anakku baik-baik saja, dan bisa sehat kembali didalam kandunganku. Sampai saat itu tiba, hari Rabu pagi perutku merasa mulas yang berlebih dan sakit sekali diarea pusar. Itulah saat dimana sang anugerah terindah itu melihat dunia. Dengan segala yang aku rasakan, jika bisa menyerah mungkin rasanya ingin menyerah. Ahh tapi tidak boleh seperti itu, seorang ibu adalah pahlawan bagi anaknya. Tetesan air mata, tetesan keringat, tetesan darah dan rasa sakit terbayar sudah ketika mendengar tangisan sang bayi.


Inilah malaikat kecilku beberapa jam setelah dia pertama kali melihat dunia.
I'm a mom Part I I'm a mom Part I Reviewed by Unknown on Mei 18, 2016 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.